ARSITEKTUR KOMPUTER

NAMA : AHMAD FAJAR SUSILO
NIM : 2115R1067
PRODI : TEKNIK INFORMATIKA
SEMESTE : 2 ( dua ) REGULER SORE
DOSEN
PENGAMPU : EKO RIYANTO
STMIK HIMSYA
SEMARANG
Penjelasan Lengkap Masalah Sistem
Input Output
I/O System
merupakan bagian untuk menangani inputan dan outputan dari DCS. Inputan dan
outputan tersebut bisa analog atau digital. Inputan/outputan digital seperti
sinyal-sinyal ON/OFF atau Start/Stop. Kebanyakan dari pengukuran proses dan
outputan terkontrol merupakan jenis analog.
Pengertian Input
Input adalah
semua data dan perintah yang dimasukkan ke dalam memori komputer untuk
selanjutnya diproses lebih lanjut oleh prosesor. Sebuah perangkat input adalah
komponen piranti keras yang memungkinkan user atau pengguna memasukkan data ke
dalam komputer, atau bisa juga disebut sebagai unit luar yang digunakan untuk
memasukkan data dari luar ke dalam mikroprosesor.
Pengertian Output
Output
adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang dapat digunakan. Artinya
komputer memproses data-data yang diinputkan menjadi sebuah informasi. Yang
disebut sebagai perangkat output adalah semua komponen piranti keras yang
menyampaikan informasi kepada orang-orang yang menggunakannya.
TEKNIK INPUT OUTPUT
Perangkat
I/O membantu kita berinteraksi dengan komputer agar dapat memberi dan menerima
data, program dan hasil, ke / dari komputer. Setiap perangkat I/O memiliki I/O
driver yang merupakan sekumpulan program I/O untuk berbagai operasi pada
perangkat I/O yang spesifik. I/O driver dari semua perangkat I/O dikenal dengan
BIOS.

METODE TRANSFER DATA PERANGKAT
I/O Metode transfer data perangkat
input/output terdapat dua macam yaitu, metode software dan metode hardware.
Pada metode
software, tugas-tugas mengenai operasi input/output dibuat ke dalam suatu
program yang dijalankan oleh CPU. Sehingga CPU tidak terbebani secara total
dalam operasi I/O. Pada metode hardware, program memberikan tanggungjawab
pelaksanaan operasi I/O ke unit hardware lain yang disebut DMA Controller.

Pada gambar
di atas, ditunjukkan ada 2 (dua) langkah dalam metode software : Langkah 1a :
Baca byte data dari perangkat input ke CPU Langkah 1b : Pindahkan byte data
dari CPU ke lokasi memori.
PROGRAMMED I/O MODE
Adalah
metode transfer data I/O yang dilakukan oleh software secara stretch (dari awal
byte pertama sampai dengan akhir byte terakhir).
Pada Programmed I/O Mode, program I/O
melakukan 4 (empat) aktifitas untuk setiap byte data yang ditransfer, yaitu :
1. Pembacaan status perangkat periferal
2. Menganalisa apakah perangkat siap untuk
transfer data atau tidak Jika perangkat siap, ke langkah 4 untuk mentransfer
data.
3. Jika perangkat tidak siap, maka ke
langkah 1 untuk looping (mengulangi) sampai perangkat siap untuk mentransfer
data.
4. Melakukan transter data dalam 2 (dua) langkah.
Untuk
operasi INPUT, 2 (dua) langkah berikut dilakukan :
a) Pembacaan data dari perangkat input
ke CPU
b) Penyimpanan data dalam suatu lokasi
di memori.
Untuk
operasi OUTPUT, 2 (dua) langkah berikut dilakukan :
a) Pembacaan data dari memori ke CPU
b) Menyampaikan data ke perangkat
Output.
Kekurangan Programmed I/O Mode, yaitu pada kecepatan transfer data yang bergantung pada jumlah atau berapa kali looping dari langkah 1 ke langkah 3 diulangi, yang pada akhirnya juga tergantung pada kecepatan perangkat periferal tersebut.
Jika perangkat lambat, maka program I/O akan memerlukan waktu yang lama untuk melakukan looping pada tiga langkah tersebut. Sehingga banyak waktu CPU yang terbuang untuk menunggu.
INTERRUPT MODE
Pada Programmed I/O Mode, status perangkat
dipantau oleh program I/O. Namun pada Interrupt Mode, program I/O tidak
menunggu sampai perangkat siap.
Terdapat hardware pengontrol perangkat yang
secara terus-menerus memantau status perangkat I/O. Ketika periferal I/O siap,
hardware pengontrol perangkat langsung memberikan informasi ke CPU (interupsi)
bahwa periferal I/O siap transfer data.
Pada
Interrupt Mode, CPU melakukan transfer data tapi tidak terlibat dalam
pengecekan apakah perangkat siap atai tidak. Dengan kata lain, langkah 1 sampai
dengan langkah 3 pada programmed I/O mode diserahkan ke hardware pengontrol
perangkat.
Pada metode
ini diperlukan sirkuit hardware tambahan untuk hardware pengontrol perangkat.
DMA MODE
DMA Mode
memungkinkan periferal I/O melakukan transfer langsung ke/dari memori.
Pada DMA
Mode, operasi yang berhubungan dengan transfer byte data dilakukan oleh
pengontrol DMA yang merupakan unit hardware tersendiri.
Pengontrol
DMA dapat mengakses memori untuk operasi pembacaan atau penulisan tanpa bantuan
CPU. Pengontrol perangkat akan meminta pengontrol DMA bahwa satu byte data akan
ditransfer antara memori dan pengontrol perangkat, sebagai pengganti interupsi
ke CPU. Parameter-parameter DMA berikut disediakan oleh software ke pengontrol
DMA:
1. Alamat awal Memori
2. Jumlah byte
3. Arah : input atau output.
MODUL INPUT
OUTPUT
Bagaimana
modul I/O dapat menjalankan tugasnya, yaitu menjembatani CPU dan memori dengan
dunia luar merupakan hal yang terpenting untuk kita ketahui. Inti mempelajari
sistem I/O suatu komputer adalah mengetahui fungsi dan struktur modul I/O.
Perhatikan gambar dibawah yang menyajikan
model generik modul I/O

Model generik dari suatu modul I/O
Fungsi Modul I/O
Modul I/O
adalah suatu komponen dalam sistem komputer yang bertanggung jawab atas
pengontrolan sebuah perangkat luar atau lebih dan bertanggung jawab pula dalam
pertukaran data antara perangkat luar tersebut dengan memori utama ataupun
dengan register-register CPU. Dalam mewujudkan hal ini, diperlukan antarmuka
internal dengan komputer (CPU dan memori utama) dan antarmuka dengan perangkat
eksternalnya untuk menjalankan fungsi-fungsi pengontrolan.
Fungsi dalam
menjalankan tugas bagi modul I/O dapat dibagi menjadi beberapa katagori, yaitu:
1. Kontrol dan pewaktuan.
2. Komunikasi CPU.
3. Komunikasi perangkat eksternal.
4. Pem-buffer-an data.
5. Deteksi kesalahan
Fungsi
kontrol dan pewaktuan (control & timing) merupakan hal yang penting untuk
mensinkronkan kerja masing-masing komponen penyusun komputer. Dalam sekali
waktu CPU berkomunikasi dengan satu atau lebih perangkat dengan pola tidak
menentu dan kecepatan transfer komunikasi data yang beragam, baik dengan
perangkat internal seperti register-register, memori utama, memori sekunder,
perangkat peripheral. Proses tersebut bisa berjalan apabila ada fungsi kontrol
dan pewaktuan yang mengatur sistem secara keseluruhan. Contoh control
pemindahan data dari peripheral ke CPU melalui sebuah modul I/O dapat meliputi
langkah-langkah berikut ini :
1. Permintaan dan pemeriksaan status
perangkat dari CPU ke modul I/O.
2. Modul I/O memberi jawaban atas
permintaan CPU.
3. Apabila perangkat eksternal telah
siap untuk transfer data, maka CPU akanmengirimkan perintah ke modul
I/O.
4. Modul I/O akan menerima paket data
dengan panjang tertentu dari peripheral.
5. Selanjutnya data dikirim ke CPU
setelah diadakan sinkronisasi panjang data dankecepatan transfer oleh modul I/O
sehingga paket-paket data dapat diterima CPU dengan baik.
Transfer
data tidak akan lepas dari penggunaan sistem bus, maka interaksi CPU danmodul
I/O akan melibatkan kontrol dan pewaktuan sebuah arbitrasi bus atau
lebih.Adapun fungsi komunikasi antara CPU dan modul I/O meliputi proses-proses
berikut :
a. Command Decoding, yaitu modul I/O
menerima perintah-perintah dari CPU yang dikirimkan sebagai sinyal bagi bus
kontrol. Misalnya, sebuah modul I/O untuk diskdapat menerima perintah: Read
sector, Scan record ID, Format disk.
b. Data, pertukaran data antara CPU dan
modul I/O melalui bus data.
c. Status Reporting, yaitu pelaporan
kondisi status modul I/O maupun perangkatperipheral, umumnya berupa status
kondisi Busyatau Ready. Juga status bermacam-macam kondisi kesalahan (error).
d. Address Recognition, bahwa peralatan
atau komponen penyusun komputer dapatdihubungi atau dipanggil maka harus
memiliki alamat yang unik, begitu pula padaperangkat peripheral, sehingga
setiap modul I/O harus mengetahui alamat peripheralyang dikontrolnya
Pada sisi
modul I/O ke perangkat peripheral juga terdapat komunikasi yang
meliputikomunikasi data, kontrol maupun status.Perhatikan gambar dibawah
berikut.




Skema suatu perangkat peripheral
Fungsi
selanjutnya adalah buffering.
Tujuan utama
buffering adalah mendapatkanpenyesuaian data sehubungan perbedaan laju transfer
data dari perangkat peripheral dengankecepatan pengolahan pada CPU. Umumnya
laju transfer data dari perangkat peripheral lebihlambat dari kecepatan CPU
maupun media penyimpan.
Fungsi
terakhir adalah deteksi kesalahan. Apabila pada perangkat peripheral
terdapatmasalah sehingga proses tidak dapat dijalankan, maka modul I/O akan
melaporkan kesalahantersebut. Misal informasi kesalahan pada peripheral printer
seperti: kertas tergulung, pinta habis, kertas habis, dan lain-lain. Teknik
yang umum untuk deteksi kesalahan adalah penggunaan bitparitas.
Struktur Modul I/O
Struktur Modul I/O
Terdapat
berbagai macam modul I/O seiring perkembangan komputer itu sendiri, contoh yang sederhana dan fleksibel
adalah Intel 8255A yang sering disebut PPI (Programmable Peripheral Interface). Bagaimanapun kompleksitas suatu
modul I/O, terdapat
kemiripan struktur, seperti terlihat pada gambar

Blok diagram struktur modul I/O
Antarmuka modul I/O ke CPU melalui
bus sistem komputer terdapat tiga saluran, yaitu saluran data, saluran alamat
dan saluran kontrol. Bagian terpenting adalah blok logika I/O yang berhubungan
dengan semua peralatan antarmuka peripheral, terdapat fungsi pengaturan dan
switching pada blok ini.
sumber:
https://ellyatulhasanah.wordpress.com/2014/06/30/modul-input-output/
https://afif9adil12.wordpress.com/2015/04/21/sistem-input-output/
mantap nih min
ReplyDeletesolder uap